NEW and NEWS

 
 
 
 
 
 

INFLASI JANUARI KOTA PALU 1,17 PERSEN

  

Tarigan :  Sumbangan kenaikan harga BBM terhadap inflasi Kota Palu tercatat sebesar 0,14 persen.

  

Radar Sulteng, 04/02/2002

 Mengawali Tahun 2002 kota Palu mencatat inflasi sebesar 1,17 persen. Laju inflasi ini tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan Desember 2001 yang jauh lebih tinggi yaitu sebesar 2,38 persen. Inflasi awal tahun ini memang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Januari tahun lalu sebesar 0,72 persen. inflasi year on year (Y on Y) yaitu inflasi antara Januari 2002 terhadap Januari 2001 sebesar 20,99 persen. Kondisi harga barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat Kota Palu, khususnya komoditi kelompok bahan makanan pada bulan Januari ini berangsur-angsur pulih dan kembali ke posisi harga yang normal. Namun, kenaikan harga BBM pada pertengahan bulan kembali memicu terjadinya kenaikan harga-harga barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat. Kenaikan harga komoditi kelompok bahan makanan memberikan andil yang cukup besar pada inflasi bulan ini yakni sebesar 3,38 persen termasuk sumbangan beras sebesar 0,12 persen. Kenaikan harga yang terjadi pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh kenaikan sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub kelompok ikan segar, sub kelompok ikan diawetkan, sub kelompok kacang-kacangan, sub kelompok bumbu-bumbuan dan sub kelompok lemak dan minyak. Inflasi bulan ini sekaligus menempatkan kota Palu pada urutan ke-6 terendah dari 43 kota yang dihitung inflasinya di Indonesia. Demikian diungkapkan Drs. Josep R. Tarigan, MM Kepala BPS Propinsi Sulawesi Tengah melalui siaran persnya kemarin.

Jika dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya, maka inflasi Kota Palu bulan Januari lebih rendah dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada bulan Desember 2001 lalu, yang mencatat inflasi cukup tinggi sebagai akibat meningkatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru. Angka inflasi bulan ini juga berada di bawah inflasi Nasional yang tercatat sebesar 1,99 persen. Dilihat dari kelompok pengeluaran yang ada, hampir semuanya mengalami kenaikan indeks, terkecuali kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu satu-satunya kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks.

Lebih lanjut Tarigan menguraikan, perubahan indeks harga barang dan jasa di Kota Palu bulan Januari 2002 secara lengkap sebagai berikut : Kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi sebesar 3,38 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau tidak mengalami inflasi; Kelompok Perumahan mengalami inflasi sebesar 0,58 persen; Kelompok Sandang  mengalami inflasi sebesar  0,44 persen;  Kelompok Kesehatan mengalami inflasi 0,22 persen; Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga mengalami inflasi sebesar 0,14 persen; dan Kelompok Transport dan Komunikasi mengalami inflasi sebesar 0,34 persen.

Kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan terjadi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 2,00 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya (8,87), sub kelompok ikan segar (12,51), sub kelompok ikan diawetkan (5,43), sub kelompok kacang-kacangan (12,37), sub kelompok bumbu-bumbuan (0,72) dan sub kelompok lemak dan minyak (3,00).  Penurunan indeks terjadi pada sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya (-13,66), sub kelompok sayur-sayuran (-2,28), dan sub kelompok buah-buahan (-14,18), sedangkan sub kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks adalah sub kelompok bahan makanan lainnya.

Beberapa komoditi kelompok bahan makanan dan makanan jadi yang memberi andil inflasi secara berturut-turut adalah : cakalang sebesar 0,56 persen, ekor kuning (0,31), daging sapi (0,16), beras (0,12), layang (0,11), tahu mentah (0,07), tempe (0,05), minyak kelapa, daging ayam ras, kangkung dan cabe merah (0,04), kembung (0,03), bawang merah, buncis, tongkol kentang dan ikan asin belah (0,02), bayam, teri dan kol putih (0,01), kacang merah, daging babi, ikan mas, hati sapi, lada, gabus, mujair dan jagung pipilan berkisar antara 0,004 s.d 0,0001 persen. Untuk komoditi non makanan adalah minyak tanah (0,08), bensin pompa (0,04), celana panjang sersin (0,03), kontrak rumah dan seragam sekolah (0,02), kempan pria batik, rok luar model biasa, obat gosok, solar, surat kabar harian, panci email, celana pendek pria dewasa (0,01) dan semen (0,002).

Sebaliknya, beberapa komoditi bahan makanan yang mengalami penurunan harga (penyumbang deflasi) yaitu : telur itik sebesar -0,0004 persen, ketimun, tomat buah, kacang tanah, nanas dan bubara (-0004), bawang putih (-0,005), baronang (-0,01), semangka (-0,02), katamba dan wortel (-0,03), cabe rawit (-0,04), tomat sayur (-0,12), pisang dan telur ayam ras (-0,3). Untuk komoditi non makanan adalah bus antar kota (-0,01).

Dari hasil pemantauan BPS Propinsi Sulawesi Tengah terhadap harga komoditi Sembako (sembilan bahan pokok) pada bulan Januari 2001, tercatat beberapa komoditi mengalami perubahan harga yakni daging sapi naik sebesar 14,37 persen dengan andil 0,16 persen, beras naik sebesar 2,34 persen dengan andil 0,12 persen, minyak tanah naik sebesar 13,53 persen dengan andil 0,08 persen, minyak kelapa naik sebesar 7,74 persen dengan andil 0,04 persen, daging ayam ras naik sebesar 8,33 persen dengan andil 0,04 persen, hati sapi naik sebesar 11,11 persen dengan andil 0,002, jagung pipilan naik sebesar 1,96 persen dengan andil 0,0001 dan telur ayam ras turun sebesar 25,60 persen dengan andil -0,30 persen. Adapun jenis komoditi sembako lainnya seperti gula pasir, garam, tepung terigu, susu bubuk, margarine, daging ayam kampung, minyak goreng, susu kental manis tidak mengalami perubahan harga (stabil).

 

INFLASI NASIONAL

Secara nasional pada bulan Januari terjadi inflasi sebesar 1,99 persen, atau mengalami penurunan dibanding bulan Desember yang mencatat inflasi sebesar 1,62 persen. Dari 43 kota yang menjadi sasaran survei, semuanya mengalami inflasi terkecuali kota Kendari yang mengalami deflasi sebesar -0,18 persen. Inflasi terendah terjadi di kota Banjarmasin (0,66 persen), sedangkan inflasi terbesar terjadi di kota Batam (4,20 persen).

Kawasan Timur Indonesia pada bulan Januari 2001, tercatat bahwa kota Jayapura mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 3,48 persen, disusul kota Ternate (2,28), kota Manado (2,18), kota Ambon (1,25), kota Palu (1,17), kota Makassar (0,75) dan kota Kendari (-0,18).

 

Back To HeadLine